BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Agama adalah fitrah “ketentuan mutlak” bagi Manusia tanpa manusia agama
bukan berarti apa-apa, karena Agama memang ditujukan bagi manusia.
Pengertian Agama berasal dari bahasa sansekerta. Menurut pengertian umat
hindu penganut mazhab siwa, kata agama yang dipergunakan dalam bahasa
Indonesia sebagai istilah kerohanian, berasal dari kata Gam yang berarti
pergi, Gam diberi awalan “A” yang berarti Agam berarti kebalikan dari
pergi yang artinya datang, dan diberi akhiran “A” menjadi agama dengan
arti kedatangan. Agama sangatlah penting dalam kehidupan manusia.
Demikian pentingnya agama dalam kehidupan manusia, sehingga diakui atau
tidak sesungguhnya manusia, sangatlah membutuhkan agama. Dan sangatlah
dibutuhkannya agama oleh manusia, tidak saja di masa primitif dulu
sewaktu ilmu pengetahuan belum berkembang, tetapi juga di zaman modern
sekarang sewaktu ilmu dan teknologi telah sedemikian maju. Dimensi Agama
yang telah dikonsepsikan manusia adalah: adanya kepercayaan kepada Sang
Pencipta, Adanya wahyu asli, dogma teologi, yakin tentang adanya
supranatural, adanya proses evolusi.
B. Rumusan Masalah
§ Kebutuhan Manusia Terhadap Agama
§ Fungsi Agama dalam kehidupan manusia
§ Pentingnya Agama Dalam Kehidupan Manusia
C. Maksud Dan Tujuan
Dapat memahami mengapa manusia butuh terhadap agama
Dapat memahami fungsi agama dalam kehidupan manusia
Dapat memahami akan pentingnya agama dalam kehidupan manusia
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kebutuhan Manusia Terhadap Agama
Manusia memiliki bermacam ragam kebutuhan batin maupun lahir akan
tetapi, kebutuhan manusia terbatas karena kebutuhan tersebut juga
dibutuhkan oleh manusia lainnya. Karena manusia selalu membutuhkan
pegangan hidup yang disebut agama karena manusia merasa bahwa dalam
jiwanya ada suatu perasaan yang mengakui adanya yang maha kuasa tempat
mereka berlindung dan memohon pertolongan. Sehingga keseimbangan manusia
dilandasi kepercayaan beragama. Sikap orang dewasa dalam beragama
sangat menonjol jika, kebutuhan akan beragama tertanam dalam dirinya.
Kestabilan hidup seseorang dalam beragama dan tingkah laku keagamaan
seseorang, bukanlah kestabilan yang statis. Adanya perubahan itu terjadi
karena proses pertimbangan pikiran, pengetahuan yang dimiliki dan
mungkin karena kondisi yang ada. Tingkah laku keagamaan orang dewasa
memiliki perspektif yang luas didasarkan atas nilai-nilai yang
dipilihnya.
Kita mungkin telah dapat merasakan bagaimana pentingnya peranan yang
telah dimainkan oleh agama dalam kehidupan manusia. Hal itu malah
mungkin menimbulkan kekecewaan pada manusia, karena betapa sering
perwujudan agama gagal. Begitu juga kita telah merasakan betapa
pentingnya mutu kehidupan beragama itu bagi seluruh tradisi manusia.
Barangkali kita juga telah mengambil sikap baru terhadap agama lain yang
bukan agama kita peluk sendiri. Bukan dalam arti bahwa kita menyetujui
semua agama tersebut. Dalam menelaah kehidupan semua agama manusia
tersebut, tidak ada hal yang mengharuskan garis batas keyakinan agama
lain terlewati. Namun barangkali kita telah dapat memandang agama-agama
tersebut sebagai keyakinan yang dianut oleh manusia yang hidup, yaitu
orang-orang yang juga mempertanyakan berbagai masalah dasar yang juga
kita pertanyakan, mereka juga mencari hidup yang lebih luhur terhadap
agamanya.Agama mengambil bagian pada saat-saat yang paling penting dan
pada pengalaman hidup.
Agama merayakan kelahiran, menandai pergantian jenjang masa dewasa,
mengesahkan perkawinan, serta kehidupan keluarga, dan melapangkan jalan
dari kehidupan kini menuju kehidupan yang akan datang. Bagi juataan
manusia, agama berada dalam kehidupan mereka pada saat-saat yang paling
khusus maupun pada saat-saat yang paling mengerikan. agama juga
memberikan jawaban-jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan yang
membingungkan kita. Adakah kekuatan tertinggi lain yang mampu memberikan
jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan kita? Bagaimanakah kehidupan
dimulai? Apa arti semuanya ini? Mengapa orang menderita? Apa yang
terjadi terhadap diri kita apabila kita telah mati? Mengingat hal
demikian wajarlah jika agama menjadi sangat dibutuhkan oleh manusia,
karenanya ia mampu memberikan jawaban sekaligus inspirasi bagi
terwujudnya kehidupan yang diinginkan manusia.
B. Fungsi Agama Dalam Kehidupan Manusia
Dari segi pragmatisme, seseorang itu menganut sesuatu agama adalah
disebabkan oleh fungsinya. Bagi kebanyakan orang, agama itu berfungsi
untuk menjaga kebahagiaan hidup. Tetapi dari segi sains sosial, fungsi
agama mempunyai dimensi yang lain seperti yangakan diuraikan di bawah
ini :
1. Memberi pandangan dunia kepada satu-satu budaya manusia
Agama dikatakan memberi pandangan dunia kepada manusia karena ia
sentiasanya memberipenerangan kepada dunia (secara keseluruhan), dan
juga kedudukan manusia di dalam dunia. Penerangan dalam masalah ini
sebenarnya sulit dicapai melalui indra manusia, melainkan sedikit
penerangan daripada falsafah. Contohnya, agama Islam menerangkan kepada
umatnya bahwadunia adalah ciptaan Allah SWT dan setiap manusia harus
menaati Allah(s.w.t). begitu jugauntuk yang beragama lain dengan
kepercayaan kepada Tuhan yg di miliki.
2. Menjawab pelbagai pertanyaan yang tidak mampu dijawab oleh manusia
Sebagian pertanyaan yang sentiasa ditanya oleh manusia merupakan
pertanyaan yang tidak terjawab oleh akal manusia sendiri. Contohnya
pertanyaan kehidupan setelah mati, tujuan hidup,soal nasib dan
sebagainya. Bagi kebanyakan manusia, pertanyaan-pertanyaan ini sangat
menarik dan perlu untuk menjawabnya. Maka, agama itulah fungsinya untuk
menjawab persoalan-persoalan ini.
3. Memberi rasa kekitaan kepada sesuatu kelompok manusia
Agama merupakan satu faktor dalam pembentukkan kelompok manusia. Ini
adalah karena sistemagama menimbulkan keseragaman bukan saja kepercayaan
yang sama, melainkan tingkah laku,pandangan dunia dan nilai yang sama.
4. Memainkan fungsi peranan social
Kebanyakan agama di dunia ini menyarankan kepada kebaikan. Dalam ajaran
agama sendirisebenarnya telah menggariskan kode etika yang wajib
dilakukan oleh penganutnya. Maka inidikatakan agama memainkan fungsi
peranan sosial.
C. Pentingnya Agama Dalam Kehidupan Manusia
Berikut ini adalah sebagian dari bukti-bukti mengapa agama itu sangat penting dalam kehidupan manusia.
§ Karena agama sumber moral
§ Karena agama merupakan petunjuk kebenaran.
§ Karena agama merupakan sumber informasi tentang masalah metafisika.
§ Karena agama memberikan bimbingan rohani bagi manusia, baik di kala suka maupun dikala duka
Peran yang paling pertama dan utama dalam hidup dan kehidupan manusia
itu tidak lain adalah agama, dengan kata lain hanya dengan agamalah
manusia hidup teratur dan terkendali juga sebagai penggerak atau
pendorong untuk semangat hidup yang lebih baik didunia ini dan untuk
kembali ketempat yang lebih kekal yaitu diakhirat kelak. Keimanan dan
ketaqwaan terhadap ajaran agam adalah merupakan kunci dan kendali segala
pemuas kebutuhan manusia yang tidak ada batasnya, hal itu merupakan
pengawasan interen yang ada pada diri kita sedang pengawasan ekterennya
adalah norma atau aturan. Kenapa hal ini perlu ditegaskan ? karena dalam
diri manusia terdapat motivasi (dorongan) untuk pemuas kebutuhan dasar
seperti dikatakan oleh Teori Abraham A Maslow :
1. Kebutuhan fisik
Misalnya kebutuhan untuk makan, minum dan bernapas. Untuk kesehatannya
manusia perlu asupan makanan dengan gizi yang sehat dan seimbang, sehat
menurut ilmu kesehatan bahwa makanan yang kita makan adalah makanan yang
dibuat, dan disajikan dari bahan dan penyajian yang sehat. Sedangkan
menurut ilmu agama bahwa makanan yang sehat itu selain yang disebutkan
diatas, bahwa makanan atau minuman itu harus baik dan halal. Dasar hukum
tentang makanan yang halal sebagaimana firman Allah yang artinya
berbunyi : “ Hai para Rasul, makanlah dari yang baik –baik” (QS
AL-Muminun ayat 51).
Perintah Allah kepada rasul juga merupakan perintah kepada umatnya bahwa
makanan yang kita makan itu betul-betul dibuat dari bahan yang halal
dan baik, baik disini berarti makanan tersebut bergizi yang dapat
menimbulkan kesehatan dan keadaannya tidak menjijikan. Disamping harus
halal dalam ilmu agama (islam) makanan itu harus baik artinya cara
pembuatannya prosesnya dengan cara yang baik.
2. Kebutuhan rasa aman
Artinya bahwa manusia hidup perlu adanya pelindung sehingga terhindar
dari gangguan atau ancaman darimana pun, sehingga tercipta ketenangan
hidup dan keamanan dalam dirinya.
3. Kebutuhan integrasi social
Sebagai manusia yang normal pasti berintegrasi dengan manusia yang
lainnya baik secara lagsung maupun tidak langsung akan saling membantu
dan saling membutuhkan satu sama lain jadi artinya tidak ada manusia
satupun yang hidup sendiri tanpa adanya bantuan orang lain.
4. Kebutuhan harga diri
Manusia dalam hidupnya perlu adanya harga diri atau kebanggaan diri atau
kata lain rasa ingin dihargai dilingkungannya baik dilingkungan
keluaraga, masyarakat ataupun dilingkungan kerjanya.
5. Kebutuhan untuk mengembangkan diri
Artinya bahwa manusia itu dalam hidupnya ada kebutuhan untuk
berapresiasi mengembangkan bakat dan hobinya sehingga menghasilkan karya
yang baik dan berguna baik untuk dirinya maupun untuk orang lain
sehingga tejadi kepuasan didalam dirinya. Kembali kepada pengawasan,
diatas telah disebutkan bahwa pengawasan interen yang ada pada diri kita
itu adalah keiman dan ketakwaan yang diajarkan oleh agama islam.
Keimananpun bisa tipis dan bisa tebal itu tergantung usaha kita
bagaimana supaya selalu dekat kepada Allah caranya dengan beribadah dan
selalu mempelajari ajarannya. Setiap manusia yang normal tentunya tidak
akan terlepas dari lima kebutuhan tersebut dan selalu berkaitan satu
sama lain.
D. Latar Belakang Perlunya Manusia Terhadap Agama
Sekurang-kurangnya ada tiga alasan yang melatarbelakangi perlunya
manusia terhadap agama. Ketiga alasan tersebut secara singkat dapat
dikemukakan sebagai berikut.
Fitrah Manusia
Kenyataan bahwa manusia memiliki fitrah keagamaan tersebut buat pertama
kali dijelaskan dalam ajaran Islam, yakni bahwa agama adalah kebutuhan
fitrah manusia. Sebelumnya, manusia belum mengenal kenyataan ini. Baru
di masa akhir-akhir ini, muncul beberapa orang yang menyerukan dan
mempopulerkannya. Fitrah keagamaan yang ada dalam diri manusia inilah
yang melatarbelakangi perlunya manusia pada agama Oleh karenanya, ketika
datang wahyu Tuhan yang menyeru manusia agar beragama, maka seruan
tersebut memang sejalan dengan fitrahnya itu. Firman Allah Swt dalam
QS.Ar-Rum:30, Artinya: Maka hadapkanlah wajahmu dengan Lurus kepada
agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia
menurut fitrah itu. tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah)
agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui[1168],
[1168] Fitrah Allah: Maksudnya ciptaan Allah. manusia diciptakan Allah
mempunyai naluri beragama Yaitu agama tauhid. kalau ada manusia tidak
beragama tauhid, Maka hal itu tidaklah wajar. mereka tidak beragama
tauhid itu hanyalah lantara pengaruh lingkungan.
2. Kelemahan dan Kekurangan Manusia
Faktor lainnya yang melatarbelakangi manusia memerlukan agama adalah
karena disamping manusia memiliki berbagai kesempurnaan juga memiliki
kekurangan. Dengan kekurangan dan kelemahan yang ada di dalam dirinya
sehingga manusia dengan fitrahnya merasakan kelemahan dirinya dan
kebutuhan kepada Tuhan agar menolongnya, menjaga dan memeliharanya dan
memberinya taufik Allah menciptakan manusia dan berfirman “bahwa manusia
itu telah diciptakan-Nya dengan batas-batas tertentu dan dalam keadaan
lemah. Firman ALLAH SWT, dalam QS.Al-Qomar:49,
Artinya: “Sesungguhnya tiap-tiap sesuatu telah kami ciptakan dengan
ukuran batas tertentu”. Untuk mengatasi kelemahan-kelemahan dirinya itu
dan keluar dari kegagalan-kegagalan tersebut tidak ada jalan lain
kecuali dengan jalan wahyu akan agama.
3. Tantangan Manusia
Faktor lain yang menyebabkan manusia memerlukan agama adalah karena
manusia dalam kehidupannya senantiasa menghadapi berbagai tantangan,
baik yang datang dari dalam maupun dari luar. Tantangan dari dalam dapat
berupa dorongan hawa nafsu dan bisikan setan. Sedangakan tantangan dari
luar dapat berupa rekayasa dan upaya-upaya yang dilakukan manusia yang
secara sengaja berupaya ingin memalingkan manusia dari Tuhan.
Sebagaimana firman Allah Swt Dalam surat Al-Anfal ayat 36 yang berbunyI :
Artinya:”Sesungguhnya orang-orang yang kafir menafkahkan harta mereka
untuk menghalangi (orang) dari jalan Allah. mereka akan menafkahkan
harta itu, kemudian menjadi sesalan bagi mereka, dan mereka akan
dikalahkan. dan ke dalam Jahannamlah orang-orang yang kafir itu
dikumpulkan”.
Mereka dengan rela mengeluarkan biaya, tenaga, dan pikiran yang
dimanifestasikan dalam berbagai bentuk kebudayaan yanag di dalamnya
mengandung misi menjauhkan manusia dari Tuhan. Orang-orang kafir dengan
sengaja mengeluarkan biaya yang tidak sedikit untuk mereka gunakan agar
orang mengikuti keinginannya. Berbagai bentuk budaya, hiburan, obat-obat
terlarang dan lain sebagainya dibuat dengan sengaja. Untuk itu, upaya
mengatasi dan membentengi manusia adalah dengan mengajar mereka agar
taat menjalankan agama. Godaan dan tantangan hidup yang demikian saat
ini semakin meningkat, sehingga upaya mengagamakan masyarakat menjadi
penting.
E. Urgensi Agama bagi Manusia
Manusia sejak ada di atas bumi ini dengan diturunkannya Adam, bapak
manusia yang petama, dan Hawa, Ibu manusia, dari surga negeri
keselamatan, dia sangat membutuhkan hukum-hukum yang pasti yang bisa
menyeimbangkan keimanannya, mengatur perilakunya, membatasi
kecenderungannya dan mengantarkan kepada kesempurnaan yang diciptakan
dan disediakan untuknya pada kedua kehidupannya. Yang pertama adalah
kehidupan yang dilalui manusia di atas bumi ini, sedangkan yang kedua
adalah kehidupan yang terjadi pada alam yang lain dari bumi yang rendah
ini, yaitu alam kesucian dan kebersihan pada kerajaan tertinggi,
sebagaimana diberitakan oleh Allah memalui kitab-kitab-Nya yang Dia
turunkan kepada nabi-nabi-Nya yang diutus.
Agama menjadi sangat penting bagi manusia, dengan aturannya yang khusus
dia makan dan minum, mengatasi panas dan dingin, dia wajib bekerja untuk
memenuhi kebutuhan dirinya sendiri, maka dengan sunnah-sunnah yang
telah ditetapkan oleh Tuhannya, dia mengusahakan makanan dan minuman,
pakaian, dan obat-obatan serta tempat tinggal dan kendaraannya. Kondisi
seperti ini menuntut adanya saling menolong dari setiap individu manusia
untuk memebuhi kebutuhan hidupnya, dan mempertahankan keberlangsungan
sampai ajalnya tiba. Manusia dengan fitrahnya merasakan kelemahan
dirinya dan kebutuhannya kapada Tuhan agar menolongnya, menjaga,
memeliharanya, dan memberinya taufik. Karena itu dia berusaha mengenal
Tuhannya dengan amalan-amalan yang wajib, yaitu dengan cara mendekatkan
diri kepada-Nya dan menunaikan macam-macam ketaatan dan ibadah.
Manusia dengan kemampuan, pikiran, perasaan dan inderanya, selalu
berusaha untuk mencapai derajat tertinggi dalam hal itu. Sehingga dia
tidak ingin berhenti pada satu batas tertentu. Maka dalam tiga
keadaannya yang kita sebutkan, dia membutuhkan syariat agama dari Tuhan,
yang sesuai dengan fitrahnya dan mengatur hubungannya dengan sesamanya,
karena dia akan selalu butuh untuk saling tololng menolong dalam
memenuhi kebutuhan hiudpnya dan menjaga keberadaannya di alam ini,
seperti makanan, minuman, pakaian, tempat tinggal, dan kendaraan.
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka kebutuhan manusia akan agama
Tuhan yang benar itu lebih besar daripada kebutuhannya akan unsur-unsur
pertama untuk menjaga hidupnya seperti air, makanan dan udara. Dan tidak
ada yang mengingkari atau memperdebatkan kebenaran ini kecuali
pembangkang yang sombong, tidak berguna kesombongannya dan tidak perlu
didengar alasan-alasannya.
Jika manusia yang berakal dan mendapat petunjuk dalam mencari satu agama
Tuhan yang benar dan murni, maka dia pasti mendapatkannya dalam Islam,
agama semua manusia, yang terkandung dalam kitab-Nya, Al-Qur’an yang
mulia, yang tidak berkurang satu huruf pun darinya sejak diturunkannya
dan tidak pula ada tambahan satu huruf pun padanya. Dan tidak diganti
satu kata pun dari tempatnya dalam Al-Qur’an. Dan tidak ada ungkapan
yang keluar dari apa yang ditunjukkannya, walaupun telah berlalu seribu
empat ratus lebih. Manusia beragama karena mereka memerlukan sesuatu
dari agama itu, yaitu manusia memerlukan petunjuk-petunjuk untuk
kebahagiaanya di dunia dan akhirat
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Manusia memiliki bermacam ragam kebutuhan batin maupun lahir akan
tetapi, kebutuhan manusia terbatas karena kebutuhan tersebut juga
dibutuhkan oleh manusia lainnya. Karena manusia selalu membutuhkan
pegangan hidup yang disebut agama karena manusia merasa bahwa dalam
jiwanya ada suatu perasaan yang mengakui adanya yang maha kuasa tempat
mereka berlindung dan memohon pertolongan. Sehingga keseimbangan manusia
dilandasi kepercayaan beragama.
Agama sangatlah penting dalam kehidupan manusia karena Agama :
§ Sumber moral
§ Merupakan petunjuk kebenaran.
§ Merupakan sumber informasi tentang masalah metafisika.
§ Memberikan bimbingan rohani bagi manusia, baik di kala suka maupun dikala duka
DAFTAR PUSTAKA
Endang Saifuddin Anshari, Ilmu, Filsafat Dan Agama, (Surabaya: PT. Bina Ilmu,
1982), hal.172
Aminuddin, dkk, Pendidikan Agama Islam, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2005), hal. 12
Ibid., hal. 39
Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam, (Yogyakarta: Gama Media, 2005), hal.13
Ibid., hal.16
Endang Saifuddin Anshari, Ilmu, Filsafat .........., hal. 142
Hendropuspito, Sosiologi Agama, (Yogyakarta: Kanisius, 2006), hal. 38
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:
Balai Pustaka, 1989), hal. 211
0 comments:
Post a Comment